Dan mematikan yang tak
berarti, semua terasa sulit sebenarnya, menghilangkan yang terpatri semenjak
lama, Merah salju yang dulu berada ditepian rindu menyerua pergi bersama yang
setia. Pada dahan gugur aku titipkan sejuta rasaku yang takkan pernah ia tahu.
Merah Salju yang kan selalu bersemai dalam hati meski tak ada lagi ada pada
pandangan mataku, mata purnama yang takkan pernah kulihat lagi eloknya.
Seterusnya ila terbiasa tak terhiraukan. Disenja yang tak biasa sore itu,
terbesit merah salju sekelibat dalam angannya, membuka kembali semua memoar
yang lalu, terdengar tombol pada layar hitam putih usang,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar