Jumat, 03 Oktober 2014

merah salju



Dan mematikan yang tak berarti, semua terasa sulit sebenarnya, menghilangkan yang terpatri semenjak lama, Merah salju yang dulu berada ditepian rindu menyerua pergi bersama yang setia. Pada dahan gugur aku titipkan sejuta rasaku yang takkan pernah ia tahu. Merah Salju yang kan selalu bersemai dalam hati meski tak ada lagi ada pada pandangan mataku, mata purnama yang takkan pernah kulihat lagi eloknya. Seterusnya ila terbiasa tak terhiraukan. Disenja yang tak biasa sore itu, terbesit merah salju sekelibat dalam angannya, membuka kembali semua memoar yang lalu, terdengar tombol pada layar hitam putih usang,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar