Jumat, 06 Maret 2015

Yang tak sejalan meniti sendiri, mematuhi kian berontak, menepis yang tersikap dibalik gulaman, mewangi tak lagi sumringah semerbaknya, menjelma pualam kata yang tercekat penuh di untaian barisannya. Yang terpuja mengalahkan yang kian pergi lalu datang tanpa hina. Yang terbuang mengalahkan yang tak terhiraukan. Dan yang terkasih terkalahkan dengan yang berjarak.

Minggu, 01 Maret 2015

Ketika mata tak lagi bersua, ketika suara tak lagi bertatap, ketika raga tak berjumpa. Masih ada cerita yang  kian persulit. Memenjarakan rasa sendiri. Fakuaro masih bermain geliat, mengapa tak berhenti? Aku enggan menerka, ia masih berputar dengan alunan Fakuaro, menyisipkan kata yang tak perlu jawab. Disana kutunggu, menunggu yang tak kunjung berkunjung, tak menyelaraskan kata, mereka tiap titi rekanya. Dentingan tak lagi sama, alunan Fakuaro masih terngiang membuatku enggan lagi untuk meresapi alunannya, iya, hanya yang menunggu yang kutunggu. Kutunggu kau yang menunggu di altar penunggu.